Rabu, 25 Mei 2016

KUSUKABUMIKU



                             
KUSUKABUMIKU
Karya : Lita Rahmawatika

            Sukabumi, ku suka. Kota asri nan nyaman, kota yang penuh dengan keindahan alam dan senantiasa menghiasi setiap sudut pemandangan mataku. Sejuknya udara pagi yang dapat menembus hingga ke pori-pori tubuh. Inilah kota kelahiranku yang mempunyai berjuta cerita.
Sukabumi merupakan sebuah kota di Tanah Pasundan yang berada di Provinsi Jawa Barat, tepatnya terletak pada bagian Selatan TJawa Barat pada koordinat 106o 45’ 50” Bujur Timur dan 106o 45’ 10” Bujur Timur, 6o  49’ 29” Lintang Selatan, dan 6o 50’ 44” Lintang Selatan.
Kota kecil dengan dikelilingi desa-desa mandiri yang memiliki karakter sendiri dari tiap-tiap daerah. Sukabumi terletak diantara 2 gunung, yaitu Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Tak heran jika membuat beberapa daerah Sukabumi berada di dalam suhu yang dingin.
Uniknya, Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terbesar se-Pulau Jawa dan Bali sedangkan Kota Sukabumi merupakan kota terkecil se-Pulau Jawa dan Bali. Potensi alam Sukabumi tak kalah dengan kota-kota lain, Sukabumi mempuyai segudang destinasi wisata yang dapat dinikmati oleh semua orang. Mulai dari beragamnya pantai yang masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri, diantaranya ada Pantai Ujung Genteng, Pantai Ombak Tujuh, Pantai Cibuaya, Pantai Pangumbahan, Pantai Cimaja, Pantai Cibangban, dan lain-lain. Air terjun menawan yang dapat membuat para pengunjung dapat meraskan dinginnya sentuhan alam Sukabumi. Dan pesona keindahan danau di kaki gunung merupakan salah satu lukisan indah Tuhan yang digoreskan di kota ini.
Siapa yang masih tak mengenal Sukabumi? Kota yang terkenal akan keramahan penduduknya. Mayoritas penduduk Sukabumi adalah masyarakat Sunda, masyarakat yang dilahirkan dengan keguyuban dan keriangan. Pematang, kali/sungai, pesawahan, termasuk suasan alamnya memberi nuansa tersendiri akan kebersamaan dan kelangsungan hidup antar masyarakat. Disisi lain, alam memberikan maknawi.
Tak hanya itu, kuliner Sukabumi pun sering menjadi alasan para wisatawan untuk kembali ke kota yang memiliki semboyan Reugreug Pegeuh Repeh Rapih ini. Banyak kuliner khas Kota Sukabumi yang banyak dinikmati oleh para wisatawan, baik lokal maupun asing. Kuliner-kuliner khas Sukabumi ini memiliki citarasa yang khas dan juga tidak dapat ditemukan di kota lain sehingga mampu menggoyangkan lidah penikmatnya. Beberapa kuliner khas asal Sukabumi diantaranya ada Mochi, Bandros ATA, Bubur Bunut, Geco (Toge Tauco), Piscok Cakra, dan sebagainya.
Tapi apa kabar Sukabumi sekarang? Sangat disayangkan Sukabumi masa kini tak seasri tempo dulu. Infrastruktur yang mengitari Sukabumi kemudian jadi perpaduan antara kenyamanan, ketertiban, dan penataan, termasuk penghuninya. Pesoalannya adalah, seberapa mungkin ruang publik termasuk kebutuhan akan paru-paru kota diadopsi, ini menyangkut persoalan tarik ulur kepentingan. Ketika lahan kian terbatas, sawah-sawah yang mulai menyusut, kebun-kebun yang kini satu persatu berubah menjadi gedung-gedung, industri-industri yang membuat udara tak sesejuk tempo dulu, kemacetan pun terjadi di setiap sudut perkotaan. Kini Sukabumi kemudian menjadi korban banyak tangan. Baik oleh penduduk asing maupun penduduk lokal yang haus akan kemewahan dunia.
Dimanakah wajah Sukabumi yang dulu? Saat akal tidak dibarengi dengan nurani kesejukan Sukabumi hanyalah udara dalam ruang ber-AC, kicauan burung terganti suara knalpot yang saling berlomba, dan hamparan padi hanyalah tinggal beton yang tertancap dengan gagahnya. Siapa yang patut dipersalahkan? Mungkin zaman dengan segala tuntutannya yang membuat Sukabumi menjadi sosok yang tak lagi ku kenal.

           

1 komentar: